Klikers

Rabu, 30 November 2011

TELUR

makanan apa yang selalu digunakan dalam makanan lain dan juga bisa dimakan terpisah...
yup...TELUR namanya...

Telur adalah salah satu bahan makanan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis burung , seperti ayam, bebek, dan angsa, akan tetapi telur-telur yang lebih kecil seperti telur ikan kadang juga digunakan sebagai campuran dalam hidangan (kaviar).

Selain itu dikonsumsi pula juga telur yang berukuran besar seperti telur burung unta (Kasuari) ataupun sedang, misalnya telur penyu. Sebagian besar produk telur ayam ditujukan untuk dikonsumsi orang tidak disterilkan, mengingat ayam petelur yang menghasilkannya tidak didampingi oleh ayam pejantan. Telur yang disterilkan dapat pula dipesan dan dimakan sebagaimana telur-telur yang tidak disterilkan, dengan sedikit perbedaan kandungan nutrisi. Telur yang disterilkan tidak akan mengandung embrio yang telah berkembang, sebagaimana lemari pendingin mencegah pertumbuhan sel-sel dalam telur.

Cara memilih telur yang baik
Kondisi cangkang telur tidak retak
Ukuran telur tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar
Warna telur tidak pucat atau terlalu gelap
Bersih dari berbagai kotoran atau pun noda
Tektur kulit telur halus mulus dan tidak kasar
Tenggelam di dalam air jika dimasukkan ke dalam air tidak terapung
Apabila diteropong terlihat jernih dan kuning telur ada di tengah telur
Baunya normal tidak berbau busuk
Bentuk lonjong telur normal tidak bulat dan tidan ceper sekali
Pilih yang dikemas dengan baik dan mengandung omega 3


Cara menghidangkan

Telur goreng (mata sapi).
Telur
unggas dapat diolah sebagai hidangan tunggal dengan berbagai cara, antara lain:
diawetkan/diasinkan, misalnya
telur bebek,
direbus matang: misalnya telur ayam dan telur penyu,
digoreng (
dadar, mata sapi, acak), misalnya telur ayam,
direbus setengah matang, misalnya
telur ayam, dan
dimakan mentah (biasanya ditambah madu dan atau bahan-bahan lain), misalnya
telur ayam.
Untuk cara mengolah yang terakhir ini tidak dianjurkan bagi orang-orang yang
rentan terhadap bakteri salmonella, seperti orang tua, orang sakit, ataupun wanita hamil.
Dapat pula telur unggas dicampur dengan bahan-bahan lain dan dimasak sebagai
kue atau sejenisnya, misalnya: martabak manis.

itu yang seriusnya...ini ada kisah seputar makanan yang bernama telur

sdi suatu masa tahun 2004, saya dan teman-teman dari relawan pema unsyiah 2004 mempunyai program seperti pengabdian masyarakat didaerah terpencil di seputaran kabupaten gayo lues, Aceh, kurang lebih selama 2 minggu. di area yang kami datangi tepatnya berada di kecamatan terangon.

sungguh terpencil..

memilki geografi bergunung-gunung dan jauh dari pantai. perjalan dari banda aceh ke lokasi ini memakan waktu 2 hari 2 malam melalui medan(tentu istirahat sebentar di medan sebentar)

disana kami berkedudukan di pusat kota kecamatannya dan melakukan pengabdian turun ke desanya. Terkadang kami melakukan perjalanan dengan jalan kaki akibat akses dari transportasi disana masih sulit.

pernah suatu ketika kami melakukan pengabdian di sebuah desa s (sudah lupa namanya) dengan berjalan kaki ,kalau tidaksalah 3 jam perjalanan dengan kondisi berbukit-bukit.nah setelah sampai di tujuan kami berisirahat sejenak sambil memakan persedian makanan yang kami bawa, sebelum membagi tim menjadi tim kesehatan, tim syariat dan tim konsumsi. n

nah....
tentu saja setelah itu kami dijamu oleh kepala desa untuk makan siang dirumah beliau dan tentu saja kami menyambut dengan antusias. maka kami menuju rumah beliau yang ternyata hampir seperempat perjalan pergi tadi.ckckckckckc.......akhirnya kami memakan makan siang dengan menu telur goreng sambalado dengan lahab( efek kelaparan akibat kelelahan atau...rakus kali ya hahaha) nah setelah itu kami bergegas pulang stalah berbasa-basi sejenak dengan kepala desa.

maka...
kami melanjutkan perjalanan pulang kembali ke posko dengan jarak tempuh....
hm...
sulit dibayangkan... padahal jalur perjalannanya sama, beban perjalanan juga sudah berkurang, karena obat-obatan sudah terpakai. ...tapi kenapa terasa lebih lama dan lelah...
ternyata eh ternyata...kami berjalan dibawah terik matahari yang sungguh sangat bersahabat dengan lemak-lemak yang ada di subcutis kami. sehingga kami berkeringat EXTRA hahah

dalam perjalanan kami bersenda gurau dengan sesama, agar beban lelah itu sedikiiiiiiiiit terkurangi. "wah....sampai di posko pengobatan lapar lagi ni."

bs dibayangkan sobat...kami berjalan 1 jam lamanya untuk menuju kepala desa untuk makan siang dan 1 jam lagi untuk perjalan pulang, dan kembalii berjalan 3 jam lagi untuk kebali ke posko. bisa dibayang ......
otot-otot dikaki kalau bisa ngomong akan berkata apa?

ach.....jadi ngawur....
bukan itu intinya....

ditiap desa yang kami lakukan pengabdian maka kami selalu di jamu oleh masyarakat desanya..
tentu dengan senang hati kami memenuhi undangan mereka. yang jadi masalah....bagi kami tepatnya saya kali ya... kami selalu disuguhi telur rebus yang nantinya akan digoreng, di sambal, dimasak dll. tapi tetpad dalam kesatuan alias bulat. bisa dibayangkan..... setiap siang hari.

maka saya mengalami suatu sindrom "eneg sama telur".

dan akhirnya tiap ada jamuan makan, maka saya terkadang hanya makan nasi doang.

beruntunglah kami punya tim konsumsi yang handal...seperti kak rena meilani dan kak zuraidah... pulang dari suatu tempat, merka sudah menyiapkan lauk pauk dengan ikan goreng (walaupun ikan air tawar) yipiiiiiiii ...akhirnya makan juga.

mereka selalu menyajikan telur, bukan karena pelit dll. tapi mungkin hal ini lumrah disana.
karena telur merupakan makanan mewah mereka..untuk menjamu tamu. suasana geografis mereka memang tidak ada ikan laut, kalaupun ada ikan air tawar harganya mahal. dan kami berada benar-benar didareah terpencil tentu daging dan daging unggas juga cuma satusatu yang ada.

akhirulkalam..

teruntuk teman-teman, sobat, sahabat....mari jangan buang-buang makanan.ingatlah mereka...

ngak nyambung ya.....
suka2 saya hahahah kapan2 saya edit kalau sempat ^_^V

Tidak ada komentar:

Posting Komentar